4 Hal yang Bisa Dibanggakan dari Indonesia Soal HIV-AIDS
Jakarta, Meski dinilai mengalami setback atau kemunduran karena mengalami peningkatan kasus HIV-AIDS, pencapaian Indonesia sebenarnya tidak terlalu buruk dalam hal penanggulangan. Setidaknya, UNAIDS mencatat 4 pesan positif dari Indonesia.
UNAIDS yang merupakan badan PBB untuk HIV-AIDS menilai, penjangkauan populasi kunci telah dilakukan dengan cukup baik di Indonesia. Beberapa kelompok yang termasuk dalam populasi kunci adalah Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki (LSL) dan pengguna narkoba suntik.
Selain itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi juga mengklaim adanya kemajuan dalam mendeteksi kasus baru infeksi HIV. Hal ini tampak dari perbandingan antara kasus infeksi HIV dengan kasus AIDS yang menunjukkan perubahan sangat signifikan.
"Tahun 2005, AIDS lebih banyak dari HIV. Tapi di tahun 2010-2012, stadium HIV jauh lebih banyak dibanding AIDS. Itu artinya kita temukan, makin banyak yang datang sendiri. Makin banyak yang minta dites," kata Menkes.
Berikut ini beberapa pencapaian Indonesia terkait penanggulangan HIV-AIDS, yang dicatatat sebagai pesan positif oleh UNAIDS sebagaimana dipaparkan dalam temu media di Gedung Kementerian Kesehatan, Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (5/2/2012).
1. Indonesia merupakan 1 dari 8 negara dengan cakupan tes HIV di kalangan Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki (LSL) lebih dari 75 persen.
2. Indonesia merupakan 1 dari 7 negara dengan cakupan tes HIV di kalangan pengguna narkoba suntuk lebih dari 75 persen. Poin 1-2 menunjukkan bahwa jangkauan terhadap populasi kunci di Indonesia sudah cukup baik.
3. Indonesia terdaftar dalam negara yang tidak menerapkan pembatasan perjalanan (travel retriction). Beberapa negara menerapkan peraturan orang dengan HIV tidak boleh masuk wilayahnya. Indonesia tidak menerapkan peraturan yagn bersifat diskriminatif tersebut.
4. Indonesia merupakan 1 dari 4 negara (bersama India, Papua New Guinea, Thailand) yang menempatkan program untuk menjamin penegakan hukum tidak menjadi halangan dalam akses pengobatan dan pencegahan.
UNAIDS yang merupakan badan PBB untuk HIV-AIDS menilai, penjangkauan populasi kunci telah dilakukan dengan cukup baik di Indonesia. Beberapa kelompok yang termasuk dalam populasi kunci adalah Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki (LSL) dan pengguna narkoba suntik.
Selain itu, Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi juga mengklaim adanya kemajuan dalam mendeteksi kasus baru infeksi HIV. Hal ini tampak dari perbandingan antara kasus infeksi HIV dengan kasus AIDS yang menunjukkan perubahan sangat signifikan.
"Tahun 2005, AIDS lebih banyak dari HIV. Tapi di tahun 2010-2012, stadium HIV jauh lebih banyak dibanding AIDS. Itu artinya kita temukan, makin banyak yang datang sendiri. Makin banyak yang minta dites," kata Menkes.
Berikut ini beberapa pencapaian Indonesia terkait penanggulangan HIV-AIDS, yang dicatatat sebagai pesan positif oleh UNAIDS sebagaimana dipaparkan dalam temu media di Gedung Kementerian Kesehatan, Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (5/2/2012).
1. Indonesia merupakan 1 dari 8 negara dengan cakupan tes HIV di kalangan Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki (LSL) lebih dari 75 persen.
2. Indonesia merupakan 1 dari 7 negara dengan cakupan tes HIV di kalangan pengguna narkoba suntuk lebih dari 75 persen. Poin 1-2 menunjukkan bahwa jangkauan terhadap populasi kunci di Indonesia sudah cukup baik.
3. Indonesia terdaftar dalam negara yang tidak menerapkan pembatasan perjalanan (travel retriction). Beberapa negara menerapkan peraturan orang dengan HIV tidak boleh masuk wilayahnya. Indonesia tidak menerapkan peraturan yagn bersifat diskriminatif tersebut.
4. Indonesia merupakan 1 dari 4 negara (bersama India, Papua New Guinea, Thailand) yang menempatkan program untuk menjamin penegakan hukum tidak menjadi halangan dalam akses pengobatan dan pencegahan.
detik.com
0 comments:
Post a Comment